Jurnal : Peran BSI Ditengah Pandemi Support UMKM

Oleh : ADITYA CANDRA UTAMA,S.Kom.I
(Penulis adalah Wartawan Media Online PHR NEWS.id dan juga Pimpinan Redaksi PHR NEWS.id)

Kondisi pandemi yang melanda dunia juga berpengaruh pada kinerja bank konvensional dan bank syariah di tanah air. Hal ini membuat BSI (Bank Syari’ah Indonesia) yang baru berdiri di tengah kondisi pandemi harus melakukan restrukturisasi pembiayaan hingga tiga tahun ke depan. Diharapkan pertumbuhan bisnis bank syariah meningkat sekitar 5%-6% per tahun. Namun, BSI optimis karena banyak investor syariah yang melirik BSI sebagai ladang investasi di kala pandemi ini.

Bank Syariah Indonesia (BSI) yang digadang bakal meningkatkan pasar keuangan syariah Indonesia di mata dunia, akhirnya mulai beroperasi sejak diluncurkannya pada Senin, 1 Februari 2021. Dikutip dari berbagai referensi, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi dalam laporannya menyampaikan bahwa integrasi dan peningkatan nilai Bank Syariah Himbara dimulai sejak awal Maret 2020, memakan waktu sekitar 11 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, seluruh proses dan rangkaian seperti penandatanganan akta penggabungan atau merger, penyampaian keterbukaan informasi, dan perolehan izin dari OJK telah berjalan dengan baik dan sesuai ketentuan.

Maka seiring berjalan waktu, kehadiran BSI ini khususnya di Provinsi Bengkulu sangat diharapkan dan dinantikan masyarakat Bengkulu dalam mendorong atau mensupport kalangan pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam berupaya untuk tetap bertahan dan berkembang walau kondisi Bangsa Indonesia hari ini hampir diseluruh wilayah penjuru Nusantara mengalami tantangan besar yang cukup signifikan lantaran masih ditengah pandemi ujian Tuhan COVID-19.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu potensi industri keuangan syariah cukup menjanjikan di masa depan. Hal ini tentu saja bisa terjadi jika adanya sinergi antara pemegang kebijakan dan juga kesadaran masyarakat terhadap transaksi halal berbasis syariah yang terus ditegakkan dalam prinsip ekonomi. Adanya peningkatan yang signifikan beberapa tahun terakhir terhadap produk dan layanan berbasis syariah di Indonesia membuat pemerintah mencermati hal ini sebagai sebuah momen penting dalam tonggak perekonomian syariah di Indonesia. Sikap optimis inilah yang membuat pemerintah akhirnya menggabungkan 3 daftar bank syariah besar besutan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu PT Bank Syariah Mandiri Tbk, PT Bank BNI Syariah Tbk, dan PT Bank BRI Syariah Tbk menjadi intensitas baru yang diberi nama Bank Syariah Indonesia atau BSI.

Penggabungan 3 bank syariah pemerintah yang diresmikan pada 1 Februari 2021 oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ini juga menegaskan bahwa Pemerintah sangat serius dalam memperhatikan perkembangan layanan berbasis syariah yang mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih bergejolak. Komitmen Pemerintah untuk mendorong perekonomian melalui BSI ini diharapkan akan jadi energi baru dalam pembangunan ekonomi nasional. BSI menjadi cerminan wajah syariah di Indonesia yang modern, universal, dan tentu saja memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat. Setelah melakukan merger, Bank Syariah Indonesia akan jadi bank syariah terbesar di Indonesia dengan total asset Rp239,56 triliun dengan lebih dari 1.000 kantor cabang dan 20.000 karyawan. BSI juga akan menjadi bank dengan peringkat 7 berdasarkan total aset yang dimiliki.

Melihat dari perjalanan kehadiran BSI ditengah kehidupan masyarakat Indonesia maka barang tentu sangat dinantikan oleh semua lapisan masyarakat terkhusus kalangan pelaku usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang berjuang keras untuk bisa bertahan hidup dan mengembangkan usahanya walau realita hari ini kondisi Bangsa Indonesia masih dilanda ujian COVID-19.

Dilansir dari berbagai sumber, Ketua Dewan Komisioner memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat. Setelah melakukan merger, Bank Syariah Indonesia akan jadi bank syariah terbesar di Indonesia dengan total asset Rp239,56 triliun dengan lebih dari 1.000 kantor cabang dan 20.000 karyawan. BSI juga akan menjadi bank dengan peringkat 7 berdasarkan total aset yang dimiliki.

Melihat dari perjalanan kehadiran BSI ditengah kehidupan masyarakat Indonesia maka barang tentu sangat dinantikan oleh semua lapisan masyarakat terkhusus kalangan pelaku usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang berjuang keras untuk bisa bertahan hidup dan mengembangkan usahanya walau realita hari ini kondisi Bangsa Indonesia masih dilanda ujian COVID-19.

Dilansir dari berbagai sumber, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki gabungan modal, aset dan sumber daya yang kuat. Dengan kemampuan permodalan dan sumber daya yang kuat, BSI dapat menangkap momentum untuk mengakselerasi perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia bahkan untuk eksis di kancah global dan regional. “Rencana besar akan cepat terealisir bila BSI fokus kepada pembiayaan sektor UMKM dan Mikro yang terintegrasi dengan ekosistem pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” ujar Wimboh dalam webinar Perbankan Syariah beberapa waktu yang lalu, Rabu (10/2/2021).

Modal dan sumber daya yang kuat yang dimiliki BSI bakal mendukung peningkatan competitiveness dengan skala ekonomi yang lebih besar, cakupan produk yang lebih bervariasi serta market share yang tinggi. Infrastruktur tersebut diantaranya kehandalan teknologi informasi, sumber daya manusia yang berkualitas, produk dan layanan yang bervariasi dan berkualitas, serta harga yang murah. Namun demikian, kelahiran BSI juga harus dilengkapi dengan penyusunan Rencana Bisnis yang detail untuk jangka menengah panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025.

Dikatakan juga oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso bahwa Rencana Bisnis Jangka Menengah Panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025 Bank Syariah Indonesia juga harus dilengkapi dengan target-target yang jelas karena OJK dan masyarakat menunggu program kerja dan target tersebut. “Dapat kami sampaikan, lahirnya BSI merupakan salah satu perwujudan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 dalam hal pengembangan lembaga keuangan dan ekosistem syariah di Indonesia,” ujar Wimboh kembali.

Dengan demikian, OJK akan terus konsisten mendorong penguatan kelembagaan jasa keuangan Syariah dengan mengedepankan keunggulan dan diferensiasi produk serta penguatan permodalan, SDM, dan TI yang mutakhir dalam satu ekosistem pengembangan keuangan dan ekonomi syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali memperkuat kontribusinya dalam mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat naik kelas. Pada kesempatan ini, BSI menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Penandatanganan MoU antara BSI dan Kemenparekraf untuk pemanfaatan jasa dan produk perbankan syariah demi pengembangan UMKM, dilakukan dalam rangkaian kegiatan Celebration Day Modest Fashion Founders Fund (MFFF) 2021, Rabu (5/5). Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam keterangan tertulisnya mengatakan, dukungan terhadap sektor UMKM akan terus dihadirkan oleh perseroan. BSI selama ini turut membantu agar semakin banyak pelaku UMKM yang naik kelas melalui penyediaan produk serta layanan-layanan keuangan syariah bagi mereka. “Dalam mendorong UMKM untuk berkembang dan naik kelas, Bank Syariah Indonesia tidak hanya memberikan dukungan finansial, namun juga pendampingan bagi pelaku usaha di antaranya melalui penyediaan Pusat Pelatihan dan Pendampingan UMKM, penyelenggaraan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan pembangunan sentra UMKM di daerah. Dengan UMKM naik kelas, diharapkan dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Hery, Rabu (5/5).

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi mengatakan, Penandatanganan MoU dengan Kemenparekraf menjadi bukti komitmen BSI untuk terus mendorong pengembangan UMKM, dan menjadi lembaga keuangan syariah yang bisa diandalkan sebagai mitra pemberdayaan pelaku usaha. Langkah ini juga menunjukkan bahwa kehadiran BSI di Indonesia tak hanya untuk kepentingan kelompok tertentu, namun bersifat inklusif serta universal. Dengan adanya nota kesepahaman ini, BSI dan Kemenparekraf telah memiliki landasan untuk bekerja sama mengembangkan UMKM serta memanfaatkan produk dan jasa layanan perbankan syariah bagi sektor pariwisata serta ekonomi kreatif. MoU tersebut bertujuan untuk mensinergikan pelaksanaan tugas serta wewenang BSI dan Kemenparekraf dalam rangka tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga S. Uno menyampaikan ucapan terimakasihnya atas kesediaan BSI menjadi partner strategis Kemenparekraf termasuk dalam penyelenggaraan program Modest Fashion Founders Fund 2021. Sosok anak muda dan juga pengusaha muda yang saat ini telah sukses menduduki amanah kursi Menteri Pariwisisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan, kerja sama ini adalah bukti kongkrit adanya kolaborasi antar lembaga untuk membantu pelaku UMKM agar kembali menggeliat dan bangkit berproduksi. “Ini adalah salah satu langkah mencapai tujuan Indonesia menjadi produsen halal terbesar dunia pada 2024. Kami InsyaAllah secara konsisten akan mengadakan kegiatan Modest Fashion Founders Fund yang sudah kami mulai sejak tahun 2019,” ujar Sandiaga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Jadi, penulis mengambil kesimpulan bahwa hadirnya BSI (Bank Syari’ah Indonesia) ditengah kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk dan beranekaragam ini sangat membantu mensupport mempertahankan dan mengembangkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) agar tetap bertahan dan tumbuh berkembang walau masih dalam suasana kondisi Bangsa Indonesia yang masih dilanda ujian wabah COVID-19 ini dan bahkan bukan hanya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) saja melainkan seluruh ummat atau seluruh Bangsa dimuka bumi hari ini mengalami hal yang sama yakni sama-sama berjuang untuk bertahan hidup melawan wabah Virus COVID-19 ini.

Terakhir penulis menyampaikan harapan besar dan do’a, semoga BSI tetap axis, semangat dan jaya selalu dalam membantu dan mensupport rakyat Indonesia dalam mengembangkan usaha UMKM dan usaha kemandirian lainnya agar kalangan home industri, pelaku usaha UMKM dan usaha ekonomi kreatif lainnya yang ada di Republik ini khususnya di Provinsi Bengkulu tetap bertahan dan tumbuh berkembang layaknya sebelum hadirnya ujian wabah Covid-19 ini. Salam sukses dan jaya selalu untuk BSI diseluruh Cabang yang terdapat diseluruh penjuru Nusantara NKRI kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 komentar

  1. Aditya Candra utama …tingkan objektivitas dan profesionalisme kamu, kami dukung dan doakan kamu akan jadi wartawan yg handal dan berpihak kepada kebenaran dari Sasman kadis Kominfo Kab. Bengkulu Utara