Ibu Hamil Dilarang Melintas di Jalan Hibrida Bengkulu

Oleh : Rido Harjuni (Presiden Mahasiswa UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu)

Phrnews.id – Sudah menjadi hal yang umum untuk diketahui oleh khalayak ramai terutama masyarakat Kota Bengkulu, perihal kondisi jalan hibrida yang semakin buruk penuh dengan lubang, dan sampai hari ini belum ada tanda-tanda perbaikan secara signifikan.

Sejak dihibahkannya jalan tersebut dari Pemerintah Provinsi Bengkulu kepada Pemerintah Kota Bengkulu dengan alasan minimnya anggaran pada APBD Provinsi Bengkulu, dan dari Pemerintah Kota Bengkulu pun bersedia untuk menerima dan siap melalukan perbaikan. Sejauh ini tanggapan dari pihak Pemerintah Kota Bengkulu yang dikutip dari media online bengkulu.

“Insya allah jalan itu akan dibangun ulang di 2023. Akan kita buat seperti di Jalan Kapuas yang kala itu punya provinsi kemudian kita ambil alih, kita bangun, dikasih lampu, sekarang lebar dan tentunya masyarakat akan lebih nyaman saat melintas,” ungkap Dedy, Rabu (16/11/2022).

Namun, sejauh ini Pemkot Bengkulu baru melakukan tindakan dengan tambal sulam di sepanjang ruas jalan tersebut dan ternyata tambal sulam hanya membuat jalan semakin rusak parah dan membuat lubang-lubang di sepanjang jalan menjadi lebih dalam dan lebih besar, yang mana hal ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan tersebut, padahal di ruas jalan ini terdapat akses menuju dua rumah sakit.

Keadaan jalan yang berlubang ini pun berdampak juga apabila ada ibu-ibu yang sedang hamil apabila melintas karena guncangan-guncangan yang terjadi saat melintas di ruas jalan hibrida ini. Dilansir dari CTV News, Hadi Mohammadi, seorang peneliti dari British Columbia Okanagan University mengatakan penelitian terbaru kami berfokus pada dampak akselerasi mendadak pada ibu hamil. Hasilnya, benturan dan goncangan pada perut saat hamil berisiko menimbulkan komplikasi serius pada janin.

Maka tentu harapannya pemerintah memang harus sangat sigap dan bertindak cepat dalam proses perbaikan jalan ini, karena jalan merupakan salah satu akses masyarakat sehari-hari.

Namun, selain perbaikan jalan yang sudah rusak, soal jalan hibrida yang selalu saja mengalami kerusakan ini seharusnya pihak pemerintah lebih cermat lagi dalam pelaksanaan regulasi penggunaan jalan. Karena rusaknya jalan hibrida ini juga dipengaruhi beberapa faktor seperti :

1. Tambal sulam yang tidak efisien.
2. Banyaknya mobil besar dan truk tonase yang melintas diruas jalan.

Maka tentunya pihak pemerintah harus segera melakukan tindakan secara tegas seperti :

1. Membuat regulasi dan menindak secara tegas pengendara mobil besar dan truk tonase yang bermuatan apabila tetap melintasi jalan.
2. Segera membuat jalan alternatif lain sebagai pemindahan jalur untuk lintasan mobil besar dan truk tonase.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.