Lobi Menteri, Walikota Bengkulu Berhasil Dapatkan Bantuan 348 Alat Untuk Nelayan  

JAKARTA, phrnews.id – Pemkot Bengkulu, lagi-lagi mendapat bantuan peralatan konversi BBM-BBG sebanyak 348 paket peralatan konversi bagi 348 nelayan kota Bengkulu yang memiliki kapal berukuran di bawah 5 GT dan telah memenuhi kriteria program konversi BBM-BBG.

Demikian disampaikan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Insfratruktur Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Alimuddin Baso, di  hadapan Walikota Bengkulu Helmi Hasan, yang didampingi Kadis DKP, Sekwan dan Plt Kadis Kominfosan, di Gedung Ibnu Sutowo lantai 9. Jalan HR. Rasuna Said Kav B-5 kuningan Jakarta Selatan. Selasa (28/07/2020)

“Program ini adalah untuk peningkatan para nelayan di Kota Bengkulu, sehingga mampu mengoptimalkan hasil tangkap dengan sistem dan teknologi yang ramah lingkungan,” ujar Alimuddin Baso.

Selain itu, sambungnya, tingginya biaya operasional untuk kegiatan penangkapan ikan seringkali dijadikan alasan para nelayan melaut.

“Program ini akan memberikan solusi dalam mengatasi kelangkaan BBM dengan menyediakan alternatif penggunaan BBG yang sudah dikenal masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Walikota Bengkulu Helmi Hasan mengatakan, Pemkot menyambut baik dan memberikan apresiasi yang besar atas perhatian dari Kementerian ESDM kepada para nelayan Bengkulu.

“Ini penting untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.  Apalagi dari catatan sejarah, Bengkulu memiliki andil besar dalam kemerdekaan RI, karena bendera merah putih itu dijahit oleh Putri Bengkulu, kemudian menjadi Ibu Negara,” ujar Helmi.

Selain itu, kata Helmi, program ini patut juga diberikan apreasiasi, karena sekaligus mendukung penyelamatan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida atau gas buang.

“Mengurangi kerusakan terumbu karang akibat tumpahan minyak dari perahu nelayan, terpenting lagi dapat membantu mengelola ekonomi masyarakat nelayan agar lebih sejahtera,” ujarnya.

Selanjutnya Kadis DKP Syafriandi, mengatakan ada tiga keuntungan dari manfaat gas sebagai bahan bakar bagi nelayan. “Pertama penghasilan nelayan akan meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar, kedua, availability yakni ketersediaan  lebih mudah jika dibandingkan membeli solar, dan ketiga lebih ramah lingkungan,” terangnya.

Selanjutnya, kata Syafriandi, agar program ini bisa berjalan dengan baik, efisien dan efektif, diharapkan dalam APBDP tahun ini mendapat dukungan untuk pengadaan tabung gasnya.

Pertemuan ini juga dihadiri Kasie pengawasan pembangunan infrastruktur migas, SugiartoPejabat Pembuat Komitmen Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran, Irine Yulianingsih, dan Pejabat Pembuat Komitmen Program Konversi BBM ke BBG untuk Petani Sasaran, Safri Yanto. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.