Ini Penjelasan Gubernur Bengkulu Terkait Desakan Buka Data Pasien Covid-19

BENGKULU, phrnews.id – Penambahan kasus Covid-19 di Provinsi Bengkulu semakin melonjak. Hal ini membuat masyarakat Provinsi Bengkulu semakin waspada dalam menghadapi kondisi pandemi saat ini.

Kepanikan yang muncul di tengah masyarakat memicu rasa penasaran terhadap orang-orang yang dinyatakan positif Covid-19. Mulai dari mencari tau alamat tempat tinggal, hingga nama lengkap pasien.

Melihat kondisi tersebut, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memberikan pendapat akan desakan masyarakat tersebut. “Semua sudah kita buka sesuai SOP yang berlaku. Tidak ada yang kita tutupi untuk kita bagi informasi ke masyarakat itu sendiri. Kita sudah usahakan yang terbaik terkait update info Covid-19. Jadi, mari kita bekerjasama untuk saling mendukung satu sama lain,” ungkap Gubernur Rohidin usai gelar video conference bersama seluruh bupati/walikota dan seluruh FKPD kabupaten/kota dan provinsi di VIP Pola, 10/05/2020.

Ditambahnya, terkait beberapa pasien yang berasal dari tenaga medis kesehatan, Gubernur Rohidin menyebutkan bahwa sebelum tenaga medis kesehatan dinyatakan positif Covid-19, tenaga medis tersebut sudah melakukan isolasi di Badan Diklat Provinsi Bengkulu sejak pertengahan Maret lalu.

“Jadi tidak ada guna juga mencari tau alamat detail pasien, karena tenaga medis tersebut tidak berada di kediamannya jauh sebelum menangani pasien Covid-19 sebelumnya. Coba kita mulai sekarang untuk menghargai privasi keluarga pasien agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” tegas Gubernur Rohidin.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni juga angkat bicara terkait desakan masyarakat akan keterbukaan data pasien positif covid-19. Herwan menyebutkan persoalan tersebut merupakan hal yang wajar dirasakan oleh masyarakat Provinsi Bengkulu saat ini.

“Kita sebagai manusia biasa tentu memiliki rasa cemas akan informasi terkait apapun mengenai pandemi saat ini. Tapi, jangan sampai berlebihan, hal ini bisa mengakibatkan miskomunikasi yang akan terjadi kedepannya nanti,” jelas Herwan.

Kadis Herwan juga menambahkan bahwa miskomunikasi yang dimaksud bisa berbentuk dengan munculnya data-data yang tidak valid sehingga akan hadir ditengah masyarakat tentang informasi hoax nantinya.

“Di sini kita selaku tim gugus tugas penanganan Covid-19 di Provinsi Bengkulu akan terus bekerja dengan protokol komunikasi publik. Dimana kita tidak boleh membuka data pasien dengan lengkap. Yang boleh kita informasikan hanya berupa inisial, umur, jenis kelamin, hingga gejala yang dirasakan pasien tersebut. Untuk itu, seperti imbauan Gubernur tadi, kita tidak perlu memikirkan hal sejauh itu. Dengan fokus mengikuti anjuran tidak keluar rumah dan menghindari kerumunan, InsyaAllah kita bisa memutus mata rantai pandemi covid-19 secepat mungkin,” tutup Herwan.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.